PANTASKAH KITA SOMBONG ???

“ KEBESARAN ADALAH KAIN SARUNGKU DAN KESOMBONGAN ADALAH KAIN SELENDANGKU, BARANG SIAPA MELAWAN AKU PADA KEDUANYA NISCAYA AKU MENGHANCURKANNYA “  ( AL-HADITS )
            Sebenarnya pertanyaannya bukan pantas atau tidak pantas, akan tetapi mutlak bagi seseorang untuk menghindarkan diri dari sifat merasa besar dan sifat sombong. Karena kebesaran dan kesombongan merupakan sifat Allah yang spesifik dan tidak layak bagi siapapun makhluk-Nya menyandangnya kecuali bagi Allah SWT sendiri.
            Semua makhluk adalah hamba-Nya, bagi-Nya kebesaran dan kesombongan atas mereka. Barang siapa yang menyombongkan diri kepada Allah dan juga atas salah seorang hamba-Nya, berarti telah menentang Allah dalam hak-Nya. 
             Imam Al – Ghazali ; ‘ Kesombongan ‘ adalah anak kandung ‘ ujub ‘. Karena ia lahir dari sikap membanggakan diri.
             Rasulullah saw. ditanya tentang apa itu sombong, beliau bersabda ; “ MAN SAFIHAL HAQQA GHAMASHAN-NAAS  ( Orang yang menolak kebenaran dan melecehkan orang )
             Betapa berbahaya sifat kesombongan ini, ia bisa timbul disemua lini kehidupan, sebab hal – hal ( perbuatan ) yang dapat menimbulkannya sangat banyak, hingga tak terhitung jumlahnya. Dia ada disetiap orang; orang pintar, orang bodoh, kaya, miskin, cantik, tampan, tak terkecuali juga orang yang zuhud, para ulama, apalagi orang awam. Sombong bisa bersembunyi pada kebaikan dan keburukan, kebajikan dan kejahatan, kesalehan dan kezhaliman, sepanjang dikeduanya ia merasa bangga dan merasa lebih pada orang lain. 
             Bahaya sombong tidak main – main, Nabi SAW. bersabda ; “ Tidak akan masuk surga orang yang didalam hatinya ada kesombongan sebesar dzarrah “ Ia menjadi penghalang masuk surga,  karena ia merupakan penutup pintu – pintu surga, sebab akhlaq – akhlaq terpuji merupakan terbukanya pintu – pintu surga, sedang sombong menghilangkan akhlaq – akhlaq yang terpuji.
Allah SWT. berfirman ; ….. Para Malaikat memukul dengan tangannya, (sambil berkata): "Keluarkanlah nyawamu" di hari ini kamu dibalas dengan siksa yang sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayatNya. “ QS.6 AL – AN’AM : 93 
          “ dikatakan (kepada mereka): "Masukilah pintu-pintu neraka Jahannam itu, sedang kamu kekal di dalamnya" Maka neraka Jahannam Itulah seburuk-buruk tempat bagi orang-orang yang menyombongkan diri. “ QS. 39 AZ –ZUMAR : 72
          Demikian balasan bagi orang – orang yang menyombongkan diri, kelak mendapatkan siksaan yang sangat menghinakan di akherat, dan dibumi  bila kesombongan manusia itu tidak segera di taubati, bahkan kesombongan itu terus menerus berlangsung dan melekat pada seseorang, maka Allah akan memalingkan ke fahaman Al – Qur’an dari hati mereka. Didalam sebagian tafsir disebutkan ; ‘ Aku akan menutupi hati mereka dari malakut ‘. Ibnu Juraij berkata ; ‘ yakni Aku akan memalingkan mereka sehingga tidak dapat merenungkannya dan mengambil pelajarannya.
           “ aku akan memalingkan orang-orang yang menyombongkan dirinya di muka bumi tanpa alasan yang benar dari tanda-tanda kekuasaan-Ku. mereka jika melihat tiap-tiap ayat(Ku), mereka tidak beriman kepadanya. dan jika mereka melihat jalan yang membawa kepada petunjuk, mereka tidak mau menempuhnya, tetapi jika mereka melihat jalan kesesatan, mereka terus memenempuhnya. yang demikian itu adalah karena mereka mendustakan ayat-ayat Kami dan mereka selalu lalai dari padanya. “ QS.7 AL – A’RAAF : 146

ADA 3 TINGKATAN KEPADA SIAPA SOMBONG :
1. SOMBONG KEPADA ALLAH SWT.
2. SOMBONG KEPADA PARA RASUL
3. SOMBONG KEPADA SESAMA HAMBA.
            Demikianlah, kesombongan itu menyelinap kedalam diri siapa saja, baik menyangkut urusan agama ataupun dunia, seseorang bisa sombong akan kesalehannya, begitu juga seseorang bisa sombong akan hartanya, jadi sombong ada di batin maupun didhahir.

BAGAIMANA AGAR TIDAK SOMBONG ?
PERTAMA   mengikis habis akar – akar nya dan mencabut pohonnya dari  tempat tanamannya didalam hati.
( Alkisah ) Abu Dzar ; “ Aku pernah mendebat seseorang dihadapan Nabi SAW. Lalu aku berkata kepadanya, “ Wahai anak orang hitam !
Kemudian Nabi SAW. bersabda, “ Wahai Abu Dzar, anak orang kulit putih tidak punya keutamaan atas anak orang kulit hitam ! “
Abu Dzar berkata , “ Kemudian aku berbaring dan aku berkata kepada orang itu, “ Berdirilah dan injaklah pipiku “.
Demikian sikap tobat Abu Dzar untuk mengikis akar dan mencabut dirinya dari pohon kesombongan dengan telapak kaki orang yang disombongi, Ia sadar dan tahu betul bahwa kecongkakan tidak dapat dikikis kecuali dengan penghinaan !
Kedua         ( ‘ILAJ ILMI dan  ‘ILAJ AMALI ), Yakni dengan mengenal dirinya dengan Tuhan-nya dan bersikap tawadhu’ kepada Allah dengan amal perbuatan.
“ INNALLAAHA LAA YANZHURU ILAA SHUWARIKUM WA LAA ILAA AMWAALIKUM WA INNAMAA YANZHURU ILAA QULUUBIKUM WA A’MAALIKUM   
Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada bentuk bentuk kalian dan tidak pula melihat kepada harta kalian, tetapi Dia melihat kepada hati dan amal kalian”,  ( HR. Muslim )


                                                                                                                  By : ALIT

Al Qur'an + Hadist