“ KEBESARAN ADALAH KAIN SARUNGKU DAN KESOMBONGAN ADALAH KAIN
SELENDANGKU, BARANG SIAPA MELAWAN AKU PADA KEDUANYA NISCAYA AKU
MENGHANCURKANNYA “ ( AL-HADITS )
Sebenarnya pertanyaannya bukan pantas
atau tidak pantas, akan tetapi mutlak bagi seseorang untuk menghindarkan diri
dari sifat merasa besar dan sifat sombong. Karena kebesaran dan kesombongan
merupakan sifat Allah yang spesifik dan tidak layak bagi siapapun makhluk-Nya menyandangnya
kecuali bagi Allah SWT sendiri.
Semua makhluk adalah hamba-Nya,
bagi-Nya kebesaran dan kesombongan atas mereka. Barang siapa yang menyombongkan
diri kepada Allah dan juga atas salah seorang hamba-Nya, berarti telah
menentang Allah dalam hak-Nya.
Imam Al – Ghazali ; ‘ Kesombongan
‘ adalah anak kandung ‘ ujub ‘. Karena ia lahir dari sikap membanggakan
diri.
Rasulullah saw. ditanya tentang
apa itu sombong, beliau bersabda ; “ MAN SAFIHAL HAQQA GHAMASHAN-NAAS
“ ( Orang yang menolak kebenaran dan
melecehkan orang )
Betapa berbahaya sifat kesombongan
ini, ia bisa timbul disemua lini kehidupan, sebab hal – hal ( perbuatan ) yang
dapat menimbulkannya sangat banyak, hingga tak terhitung jumlahnya. Dia ada
disetiap orang; orang pintar, orang bodoh, kaya, miskin, cantik, tampan, tak
terkecuali juga orang yang zuhud, para ulama, apalagi orang awam. Sombong bisa
bersembunyi pada kebaikan dan keburukan, kebajikan dan kejahatan, kesalehan dan
kezhaliman, sepanjang dikeduanya ia merasa bangga dan merasa lebih pada orang
lain.
Bahaya sombong tidak main – main,
Nabi SAW. bersabda ; “ Tidak akan masuk surga orang yang didalam hatinya ada
kesombongan sebesar dzarrah “ Ia menjadi penghalang masuk surga, karena ia merupakan penutup pintu – pintu surga,
sebab akhlaq – akhlaq terpuji merupakan terbukanya pintu – pintu surga, sedang
sombong menghilangkan akhlaq – akhlaq yang terpuji.
Allah SWT. berfirman ; “
….. Para Malaikat memukul dengan tangannya, (sambil berkata):
"Keluarkanlah nyawamu" di hari ini kamu dibalas dengan siksa yang
sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan)
yang tidak benar dan (karena) kamu selalu menyombongkan diri terhadap
ayat-ayatNya. “ QS.6 AL – AN’AM : 93
“ dikatakan (kepada mereka):
"Masukilah pintu-pintu neraka Jahannam itu, sedang kamu kekal di
dalamnya" Maka neraka Jahannam Itulah seburuk-buruk tempat bagi
orang-orang yang menyombongkan diri. “ QS. 39 AZ –ZUMAR : 72
Demikian balasan bagi orang – orang yang
menyombongkan diri, kelak mendapatkan siksaan yang sangat menghinakan di
akherat, dan dibumi bila kesombongan
manusia itu tidak segera di taubati, bahkan kesombongan itu terus menerus berlangsung
dan melekat pada seseorang, maka Allah akan memalingkan ke fahaman Al – Qur’an
dari hati mereka. Didalam sebagian tafsir disebutkan ; ‘ Aku akan menutupi hati
mereka dari malakut ‘. Ibnu Juraij berkata ; ‘ yakni Aku akan memalingkan
mereka sehingga tidak dapat merenungkannya dan mengambil pelajarannya.
“ aku akan memalingkan orang-orang yang
menyombongkan dirinya di muka bumi tanpa alasan yang benar dari tanda-tanda
kekuasaan-Ku. mereka jika melihat tiap-tiap ayat(Ku), mereka tidak beriman kepadanya.
dan jika mereka melihat jalan yang membawa kepada petunjuk, mereka tidak mau
menempuhnya, tetapi jika mereka melihat jalan kesesatan, mereka terus
memenempuhnya. yang demikian itu adalah karena mereka mendustakan ayat-ayat
Kami dan mereka selalu lalai dari padanya. “ QS.7 AL – A’RAAF : 146
ADA 3 TINGKATAN KEPADA SIAPA SOMBONG :
1. SOMBONG KEPADA ALLAH SWT.
2. SOMBONG KEPADA PARA RASUL
3. SOMBONG KEPADA SESAMA HAMBA.
Demikianlah, kesombongan itu
menyelinap kedalam diri siapa saja, baik menyangkut urusan agama ataupun dunia,
seseorang bisa sombong akan kesalehannya, begitu juga seseorang bisa sombong
akan hartanya, jadi sombong ada di batin maupun didhahir.
BAGAIMANA AGAR TIDAK SOMBONG ?
PERTAMA mengikis
habis akar – akar nya dan mencabut pohonnya dari tempat tanamannya didalam hati.
( Alkisah ) Abu Dzar ; “ Aku pernah
mendebat seseorang dihadapan Nabi SAW. Lalu aku berkata kepadanya, “ Wahai
anak orang hitam ! “
Kemudian Nabi SAW. bersabda, “ Wahai
Abu Dzar, anak orang kulit putih tidak punya keutamaan atas anak orang kulit
hitam ! “
Abu Dzar berkata , “ Kemudian aku
berbaring dan aku berkata kepada orang itu, “ Berdirilah dan injaklah pipiku
“.
Demikian sikap tobat Abu Dzar untuk
mengikis akar dan mencabut dirinya dari pohon kesombongan dengan telapak kaki
orang yang disombongi, Ia sadar dan tahu betul bahwa kecongkakan tidak dapat
dikikis kecuali dengan penghinaan !
Kedua
( ‘ILAJ ILMI dan ‘ILAJ AMALI ), Yakni dengan mengenal
dirinya dengan Tuhan-nya dan bersikap tawadhu’ kepada Allah dengan amal
perbuatan.
“ INNALLAAHA LAA YANZHURU ILAA SHUWARIKUM
WA LAA ILAA AMWAALIKUM WA INNAMAA YANZHURU ILAA QULUUBIKUM WA A’MAALIKUM “
“ Sesungguhnya Allah tidak melihat
kepada bentuk bentuk kalian dan tidak pula melihat kepada harta kalian, tetapi
Dia melihat kepada hati dan amal kalian”,
( HR. Muslim )