Jika anda disuruh
memilih, pilihan mana yang anda inginkan dalam perjuangan hidup ?
1. PILIH DUA-DUANYA ( BAHAGIA
DUNIA DAN AKHIRAT )
2. PILIH SALAH SATU (
DUNIA SAJA ATAU AKHIRAT SAJA )
3. TIDAK PILIH
DUA-DUANYA. ( DUNIA TIDAK – AKHIRAT TIDAK )
Dan jika pertanyaan ini
dilempar oleh banyak orang pasti semua orang terbesar pilih nomer pertama ( 99
% ), 1 % pada pilihan kedua dan 0% pada pilihan ke tiga. Namun sebenarnya jika
ditilik dari realitanya, manusia dalam perjuangan hidupnya sebagian terbesar justru
berada dalam pilihan kedua 99 %, sedikit sekali manusia yang diposisi pilihan
pertama 1 %, sedang pada pilihan yang ketiga siapa pun mereka tidak akan menjatuhkan
pilihan kepadanya 0 %.
Kenapa demikian, antara survey
dan pelaksanaan bisa berbalik angka prosentasinya ? Salah satu sebab terbesar pertama
adalah kesalahan pandang / pemahaman terhadap apa yang dinamakan “ BAHAGIA “, kedua adalah tujuan hakiki manusia kenapa diciptakan Tuhan.
Ada orang dalam
hidupnya amat kaya, rumah banyak, tanah banyak, beberapa perusahaan dari yang
besar hingga yang kelasnya bawah ia punya, katanya sih demi menguatkan lingkaran sebuah binisnya
sehingga dari hulu hingga hilir ia kuasai. Kesibukannya hampir seluruh waktunya
ia curahkan bagaimana agar tidak rugi
dan bagaimana agar untung. Pertanyaan – nya apa ia bahagia ?
Disisi lain ada
seseorang dalam hidupnya kelihatan sangat menderita, tinggalnya tak lebih dari
sebuah gubuk, tak ada sentuhan modernisasi dalam hidupnya. Sehari – hari ia
jalani dengan begitu sederhana. Pertanyaan – nya apa ia tidak bahagia ?
Dikedua keadaan seseorang itu kaya
atau miskin bisa menjadikan dirinya itu bahagia, atau sebaliknya bisa
menjadikan dirinya itu tidak bahagia. Jadi ‘ BAHAGIA ‘ sebenarnya bukan karena
faktor harta ( materi dunia ), tetapi bahagia itu adanya di hati ( rohaniah ).
Ada seorang lak- laki dari awal sudah mengidam – idamkan seorang isteri yang
cantik, lelaki ini bukan akhirnya diberi oleh Allah isteri yang sangat cantik,
ditambah lagi bonus warisan sang isteri sangat banyak, lebih – lebih ia anak
tunggal dari seorang konglomerat, tetapi
sang isteri mempunyai sifat yang buruk sekali ( etikanya tidak bagus ).
Jika anda lelaki itu, apa anda BAHAGIA ?
Jadi ‘ Bahagia ‘ itu bukan mutlak karena
dikarenakan faktor – faktor duniawi, punya harta banyak, punya isreri cantik,
punya jabatan tinggi, punya ilmu selangit, juga sebaliknya “ bahagia “ bukan
tidak bisa diraih oleh orang - orang yang nota bene hidup dalam kesederhanaan, bahkan ada dalam
hidup yang kekurangan materi.
BAHAGIA DUNIA DAN
BAHAGIIA AKHIRAT.
Didalamnya ada terdapat pada
orang kaya dan miskin, Orientasi hidup bagi orang yang dunia bahagia dan
akhirat bahagia itu bukan terletak pada berapa banyaknya materi yang diraup (
dikumpulkan ) dan juga bukan terletak pada ketidak butuhannya kepada dunia,
tetapi lebih dari cara mensikapi sebuah ketentuan takdir dari Tuhannya, apapun
baik atau buruk menurut ukuran manusia pada hakikatnya adalah untuk kebaikan
hamba itu sendiri. Maka jika seseorang bisa memandang bahwa dunia bukanlah
tempatnya kebahagiaan, karena dunia bersifat semu, kebahagiaan didunia adalah
adanya diposisi hati ! Hati yang jernih akan memberikan sebuah sikap yang
jernih pula, hati yang selalu bersandar pada Allah, maka semua tindakannya akan
ia sandarkan kembali kepada Allah Sang Pemilik Ketentuan, hamba yang baik
adalah hamba yang selalu memohon ketentuan – ketentuan yang baik kepada Allah.
by, Alit